DP, Bengkulu Utara – Bangun isu akan mundur kolektif dinilai gertak sambal. Jika tidak ingin terjerat hukum ikuti saja aturan. Audiensi versi APDESI dinilai tendensius. (29/07/2025).
Munculnya pemberitaan di beberapa media massa, bahwa APDESI berencana mundur secara kolektif dari jabatan sebagai Kepala Desa Bengkulu Utara, akhirnya menuai tanggapan dari aktivis senior Bengkulu Utara. Gerakan tersebut dinilai bukan hanya keliru, tetapi juga timbulkan kegaduhan.
Dalam komentarnya, Alex Regent selaku Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Konsisten Membelah Rakyat (KOBRA) menyarankan agar para Kades tidak gegabah.
Karena Alex Regent menilai, alasan mundur justru memperlihatkan adanya upaya mengkambing hitamkan pihak lain, atau sinyalemen ingin menceritakan seolah selama ini ada tekanan dari oknum yang mempengaruhi pembangunan di desa.
“Kalau saya telaah, gerakan APDESI gertak sambal dan tendensius. Seolah-olah selama ini ada intervensi pihak luar. Seolah-olah selama ini ada kebijakan Kades disadari keliru dan lalu kini menghantui. Kemudian minta jaminan perlindungan dari Bupati melalui audiensi.” Papar Alex.
“Setahu saya surat permohonan audeinsi versi PKKD justru lebih objektif. Selain tidak ada kesan tendensius, PKKD lebih terarah dan terukur. Kalau hasil analisa saya, PKKD mengarah pada pematangan strategi pembangunan, agar pembangunan di desa selaras dengan nawacita Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu Utara.” Imbuh Alex.
Lebih lanjut Alex menambahkan, “akan lebih baik jika kedepannya organisasi Kepala Desa cukup satu. Yang penting satu Visi dengan Misi. Selain hadirkan keseragaman, juga dapat mengurangi beban iuran bagi anggota organisasi, ketimbang banyak organisasi. Juga penting diingat, Bengkulu Utara saat dipimpin oleh Ari – Sumarno.”
Terpisah dengan PKKD, Edi Zen Ketua PKKD belum mau berkomentar banyak. Edi Zen hanya mengatakan bahwa memang benar telah menyampaikan permohonan audeinsi pada Bupati. Hanya saja dikarenakan padatnya agenda Bupati Bengkulu Utara, sehingga dirinya maklum jika tindak-lanjut permohonan tersebut butuh kesabaran.
“Kalau keinginan beraudiensi memang banar telah kami sampaikan, tetapi kami tahu bagaimana padatnya agenda bapak. Jangankan sebagai Bupati dan Wakil Bupati, kami saja selaku Kades terkadang kuwalahan membagi waktu.” Terang Edi Zen.
Edi Zen menambahkan, “Saya juga sudah meminta kepada seluruh rekan-rekan agar kiranya dapat bersabar. Subtansi audiensi ini bukan pada segeranya, akan tetapi kami ingin semua dalam keadaan mood yang baik dan suasana gembira. Agar supaya apa yang menjadi tujuan audiensi ini nanti benar-benar dapat dicapai bersama-sama. Baik itu bagi kami Kepala Desa maupun bagi Pimpinan Daerah. Apalagi ini untuk kepentingan masyarakat Bengkulu Utara.” Tandas Edi Zen.
Berbeda dengan Ketua AKSI, dirinya selaku Kepala Desa menyatakan siap totalitas mendukung program Kepala Daerah, Tanpa melihat organisasinya.
“Kalau memang diberikan kesempatan audiensi malah lebih bagus, SK Kades itu dikeluarkan oleh Bupati, jadi tidak ada alasan bagi kami untuk tidak loyal terhadap Bupati. Apalagi Visi dan Misi jelas dan sudah menjadi harapan bagi masyarakat untuk dapat terwujud.”
Sementara hingga saat ini, Kepala Desa Talang Berantai, Kecamatan Ulok Kupai sekaligus Ketua APDESI belum dapat dikonfirmasi. Tim redaksi akan mengupayakan agar Ketua APDESI juga dapat dimintai hak jawabnya. (Red)

