Daerahpost.com, Bengkulu Utara-Pembangunan Rabat Beton di Kelurahan Gunung Alam, diduga tidak sesuai mutu kualitas. Selain tanpa alat takar, anggaran papan mal jalan juga ditilap oleh oknum.
Saat dikonfirmasi oleh beberapa awak media sekitar pukul 10.24 WIB, (26/8), mengenai pembangunan rabat beton di Kelurahan Gunung alam tidak sesuai spesifikasi teknis, Camat Arga Makmur panggil Lurah gunung alam bersama Ketua LPM. Bukannya menghadirkan tenaga ahli konsultan, tapi malah hadirkan Ketua LPM yang diduga telah melakukan kecurangan. Sehingga terkesan Camat dan Lurah support Ketua LPM melakukan kecurangan.
Berdasarkan pantauan awak media pada saat pembangunan jalan akasia, pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan desain perencanaan. Berdasarkan data yang terhimpun, komposisi bahan material tidak menggunakan bak takar. Para pekerja menggunakan sekop. Hal ini tentu akan mempengaruhi kualitas beton yang dikerjakan.
Demi keberimbangan informasi, awak media mencoba meminta hak jawab Camat Arga Makmur selaku pengguna anggaran. Saat diwawancarai di ruang kerjanya, Camat menyampaikan
“Terima kasih kami sudah diberitahukan seperti ini, kami berharap agar Jangan terburu dulu diberitakan, akan tetapi nanti saya minta Pak sekcam untuk mengatur jadwal pertemuan, untuk kita dapat duduk bersama untuk mencari kejelasan duduk persoalannya.” Pinta Camat Arga Makmur saat di ruang kerjanya
Selanjutnya camat langsung instruksikan Sekcam, “Jadi pak sekcam tolong nanti dikonfirmasi lagi, baik itu Lurah, LPM, dan bila perlu panggil juga konsultan yang dari PU. Karena sebagai konsultan, merekalah yang paham tentang desainnya dan spesifikasi pekerjaannya,” perintah Camat kepada sekcam yang ketika itu duduk di sampingnya.
sekitar pukul 15.45 WIB, awak media ditelepon oleh lurah agar dapat hadir di kantor Camat Arga Makmur. Namun bukannya tenaga konsultan yang berasal dari Dinas PU yang hadir, akan tetapi malah Lurah dan Ketua LPM yang hadir. Dari ruang kerja Camat, LPM menjelaskan!.
“Terkait dengan bak takar, kami sudah izin dengan konsultan, konsultan pun tidak mempersoalkan mengenai komposisi. Jadi 1 dolak pasir itu sama dengan 13 sekop, kalau dikonversi dengan kelenteng, dua bak takar itu sama isinya dengan satu setengah klenteng. Kemudian airnya yang kita masukkan ke molen itu sebanyak 29,5 liter. Terkait hal tersebut memang kami sudah diizinkan oleh konsultan jadi sesuai RABnya ya seperti itu.” Terang Afrizal selaku Ketua LPM.
Lanjut Ketua LPM, “jadi karena kita pakai molennya yang ukuran 0,8 kubik, makanya itu penuh, justru semennya itu kebanyakan kalau kita kasih satu sak. Itu bukan pasir dan splitnya yang kebanyakan, tapi justru semennya itu sudah sangat banyak.” Pungkas Afrizal selaku Ketua LPM.
Tonton 👉 https://youtu.be/oDpP7UQv5KU?si=9c5C2J1MaU3j7sD1
ANALOGI :
Satu Zak Semen volumenya 0,024 M³
Jadi, jika volume bak takar sama dengan volume semen satu zak, dengan komposisi 1:2:3, maka sama halnya dengan 0,024 M³ x 6 = 0,144 M³
Air satu liter sama dengan 0,001 M³. Jika 30 liter, maka 0,001 x 30 = 0,30 M³
Jika diakumulasi jumlahnya, maka didapatkan = 0,174 M³ sedangkan molen yang digunakan oleh LPM berkapasitas 0,8 M³. Kesimpulannya : 0,174 M³ < 0,8 M³
Sementara, hingga berita ini ditayangkan, konsultan yang berasal dari PUPR sesuai informasi dari Camat, belum dapat dikonfirmasi. (Red)