Margono Selaku Kepala Dinas DPMD Bengkulu Utara Di Nilai Gagal

0
145

DP, Bengkulu Utara – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Bengkulu Utara merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa mempunyai tugas pokok membantu Bupati melaksanakan kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dimasa kepemimpinan Margono, S.Pd dinilai gagal, bukan hanya terciptanya polemik yang tak berkesudahan di kalangan masyarakat desa, akan tetapi malah terciptanya kondisi yang kurang kondusip, seperti maraknya isu pro-kontra Kepala Desa dengan Perangkat Desa. Bahkan santer terdengar di salah satu desa yaitu Desa Gardu Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara penyelengaraan pilkades tahun 2022 serentaknya gagal. Justru Pemerintah Daerah Bengkulu Utara digugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) lantaran melantik Kepala Desa yang diduga tidak feir, dangan alhasil keputusan PTUN memutuskan gugatan dimenangkan oleh penggugat. pada akhirnya saat ini Kepala Desa Gardu di jabat oleh PJS. tidak menutup kemungkinan hal ini juga yang menjadi pemicu bagi kabupaten lain berani untuk menggugat Kabupaten Bengkulu Utara, seperti yang di lakukan oleh Kabupaten Lebong terkait tapal batas, berkemungkinan pihaknya menilai Pemda Bengkulu Utara kurang memahami aturan.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun oleh media daerahpost.com 30/09/2023  sampai dengan saat ini masih bergulir polemik tentang tukar pasang Perangkat Desa di beberapa desa, antara lain desa Kembang Manis, Tanjung Aur, Lubuk Mumpo dan Tanjung Karet. Kepada salah seorang Perangkat Desa saat di konfirmasi oleh media daerahpost.com, ia menuturkan

zaman pak Margono ko dak jelas nasip Prangkat Desa beda kek zaman pak Budi Sampurno dulu, la lamo kerjo selamoko dak ado polemik cak iko, sejaknyo yang mimpin DMPD kacau nian, makin hari makin berani bae kades pecat memecat, dari pado bela kito sebagai perangkat  emang ndak nian nyo bela kades kareno ado anggarannyo, kalau kito perangkat dak ado megang anggaran, asal kades tiap tahun adokan pelatihan kades tu dibela, kan narasumbernyo tobo Fahmi tulah. Sebenarnyo Undang-undang tentang desa tu di buek agar desa idak lagi sibuk ganti perangkat agar supayo perangkat bisa fokus dan kedepannyo kades idak lagi sekendak perut bae gantikan Perangkat dengan alasan ngasih SP”. Tuturnya

Masih dilanjutkannya “PPDI ko jugo e, la banyak perangkat desa dipecat kek kades, dak ado gembrakannyo untuk bela kawan seprofesinyo, apo lagi ketua Provinsi tu sibuk kek jalan-jalan manjang, kalau ndak pai sibuk di group minta iuran demi memperjuangkan nasib perangkat desa, kini nampaknyo sibuk dekek’i Gubernur, rasoku ndak jual namo Perangkat Desa, kalau ambo lebih setuju PPDI ko bubar ajo, dak jelas soalnyo, kalau semboyan yo padek nian. Tutupnya

Kemudian di tempat terpisah di lain Kecamatan, bertepatan dengan acara pelatihan cluster di aula kecamatan tersebut,saat awak media daerahpost.com menanyakan legal standing terkait pelatihan cluster yang dimaksud, seorang pendamping lokal desa menjawab

ambo ajo dak paham,iko ko proyek DPMD ko orang nyuru siko ambo siko, iko ko narasumbernyo rombongan Fahmi, tiap tahun cak itulah, pelatihan terus, idak ado nambah kemampuan perangkat idak kalau ambo tengok, apo lagi dibuek cluster cak iko, mano nyerap ke otak, iko ko formalitas ajo” ucapnya

ketika ditanyakan siapa yang bertanggung jawab tentang SPJ, pendamping lokal desa tersebut menjawab

“iko anggarannyo dari desa, dikumpulkan duitnyo di adokan serentak disiko, panitianyo orang kecamatan iko lah, soal SPJ balik ke desa masing-masinglah, kareno anggarannyo ko dari desa pakai DPA desa”. tandas pendamping lokal tersebut

Bukan hanya itu saja, akantetapi juga ada beberapa hal yang belum mampu terkoordinir oleh DMPD Bengkulu Utara seperti maraknya BUMDes pakum dan warisan Program PNPM yang bak di telan bumi, sedangkan harapan bapak Bupati Bengkulu Utara dapat ditangani dengan baik oleh Kadis DPMD Bengkulu Utara agar program pemerintah tersebut benar dapat di rasakan dampak positifnya bagi masyarakat. (Red)

Artikulli paraprakKEPALA SEKOLAH JANGAN RISIH DIAWASI
Artikulli tjetërPada Pak Kades Bangun Sumur Bor Asal Jadi Bisa Mengancam Generasi Bangsa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini