Diduga Pekerjaan Tidak Sesuai Spesifikasi Teknis, Menyebabkan Kerugian Bagi Warga dan Kontraktor Utama

0
113
Kawat Grounding Gali Ulang

daerahpost.com, Bengkulu Utara-Pembangunan Menara Telekomunikasi atau Tower di Desa Padang Bendar, Kecamatan Hulu Palik, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu diduga tidak sesuai spesifikasi teknis, sehingga mengakibatkan kerusakan elektronik warga.

Kontraktor utama pembangunan menara telekomunikasi tersebut adalah PT. Dayamitra Telekomunikasi Tbk, namun pekerjaan tersebut dikerjakan oleh Subkontraktor dengan nama PT. Martumbur Bersama Abadi. Setelah hampir selesai dikerjakan oleh pihak subkon, petirpun menyambar, seakan-akan tak sabar ingin menguji kualitas grounding, sedangkan menara belum selesai 100%. Atas sambar petir tersebut, sehingga mengakibatkan kerugian bagi masyarakat Desa Padang Bendar.

Kejadian tersebut berlangsung pada tangga 05 April 2024, sekira pukul 16:00 WIB, yang mengakibatkan rusaknya barang elektronik milik masyarakat sekitar, yang diperkirakan nilai kerugian mencapai 20 jutaan/rumah. Hanya berselang beberapa hari,  tepatnya pada tanggal 14 April 2024,  tim survey datang ke Padang Bendar, untuk memverifikasi kerusakan barang elektronik milik warga yang rusak terdampak petir tersebut. TIM survey beranggotakan 3 orang, yang di tuai oleh seseorang bernama Nogi. Namun sudah hampir satu bulan setelah disurvey, kerugian pada 12 rumah masyarakat Padang Bendar yang telah disurvey tersebut belum juga teratasi, sehingga membuat masyarakat geram atas sikap pihak perusahaan.

Kemudian tepat pada tanggal 04 Mei 2024, tower kembali didatangi pihak subkontraktor, dari PT. Martumbur Bersama Abadi untuk memperbaiki komponen yang rusak, pada saat awak media mewawancarai orang-orang tersebut, ketika itu Yuda Perangi Angin selaku pengawas lapangan PT. Martumbur Bersama Abadi dan juga konsultan pengawas, mereka menerangkan bahwa, penyebab terjadinya sambaran petir tersebut disebabkan oleh pemasangan kawat Grounding yang tidak sesuai standar, karena standar minimal, kawat grounding ditanamkan ke dalam tanah minimal 80 cm, maksimal 100 cm, sedangkan kawat grounding dipasang oleh pekerja hanya dengan kedalaman 15 cm.

Beber Yuda, “iya pak, sudah kami cek, ternyata groundingnya kurang dalam, sehingga groundnya tidak kerja maksimal, ini akan kita gali ulang, supaya kawatnya bisa ditanamkan lebih dalam, kalau nanti sudah dalam, kami yakin nggak lagi kayak kemaren.” pada awak media

Mendengar keterangan Yuda demikian, maka awak media mengonfirmasi hal tersebut dengan konsultan pengawasnya, yang saat itu juga ada di lokasi tersebut, kepada awak media konsultan pengawas menjelaskan.

iya jadi gini pak, Ground itu fungsinya menangkap arus listrik petir, lalu ditransferkan langsung kedalam tanah, tujuannya agar tidak membahayakan yang ada di sekitar, tapi itu dengan catatan, pemasangan ground harus benar, kalau kaya gini wajar disambar petir,” terang konsultan pengawas

Saat ditanyakan ambang batas kedalam penanaman kawat grounding, konsultan pengawas menjelaskan, “kalau petunjuk teknisnya ya ada pak, sesuai standarnya, ground itu paling dangkal 80 cm meter dibawah permukaan tanah dan maksimalnya 100 cm meter,”. Terang konsultan pengawas kepada awak media.

Sementara ini belum ada masyarakat yang melaporkan kejadian ini dengan pihak Polsek Kerkap, meskipun kerugian yang dialami oleh masyarakat nilainya cukup fantastis. Teranyar masyarakat inisial AL menginformasikan bahwa pasca kejadian tersebut, petir kembali menyambar, lalu mengakibatkan kematian hewan ternak milik masyarakat Padang Bendar, berupa induk Sapi bunting 7 bulan. (Prd)

Artikulli paraprakBangun Infrasruktur Di Tingkat Desa, Pemdes Batu Raja R Laksanakan Titik Nol
Artikulli tjetërMasyarakat Korban Tower Geram Atas Sikap Oknum Yang Terkesan Ingin Lepas Tanggung Jawab

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini