DP, Bengkulu Utara – Masyarakat Desa Tanjung Karet dan PT. Putra Maga Nanditama (PMN) masih berkonflik. Meskipun beredar berita bahwa Polsek Air Besi telah selesaikan konflik antara kedua pihak, namun (21/12) terlihat aksi masyarakat memasang pancang di atas tanah galian yang diduga masuk areal penambangan, (22/12/2024).
Terpantau oleh kontributor media ini, bahwa pada tanggal 21 Desember 2024, masyarakat masih berkumpul di depan kantor Desa Tanjung Karet. Tidak hanya terlihat masyarakat ramai di depan Kantor Desa, namun juga terdapat beberapa masyarakat memasang pancang di lokasi yang diduga masuk dalam areal tambang.
Adapun alasan masyarakat lakukan pemancangan, lantaran adanya jalan rabat beton juga turut terancam habis. Lokasi Rabat beton kali ini berbeda titik lokasi dengan titik lokasi dengan rabat beton yang telah viral sebelumnya, yang telah diklaim oleh kades sudah diganti rugikan oleh pihak perusahaan tambang PT. PMN.
Pemancangan dilakukan oleh masyarakat agar kerusakan terhadap aset tidak merebah, sembari meminta kejelasan dari pihak Tambang. Sepertinya jika dilihat dari aksi yang dilakukan oleh masyarakat, karena sudah sangat geram. Sehingga terpaksa melakukan aksi agar perusahaan tidak menggampangkan setiap hal yang ingin dilakukan.
Aksi masyarakat juga tidak terhindarkan dari wujud kekecewaan masyarakat setempat terhadap pemimpin desa yang tidak mengedepankan kepentingan masyarakat. Kekecewaan masyarakat terlihat dari video yang beredar di media sosial Facebook. Yang mana pada video tersebut menginformasikan bahwa ibu-ibu berbondong-bondong, bahkan terlihat rebutan ingin menandatangani kertas, sebagai bukti masyarakat meminta Kepala Desa aktif untuk turun dari jabatannya. Terdengar suara ibu-ibu mengatakan menolak Kades Sarkawi. [Redaksi]