Daerahpost.com, Bengkulu Utara-Pekerjaan Kontruksi Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji dan Umroh Terpadu Kabupaten Bengkulu Utara, oleh CV. Bangunan Mega Utama saat ini sudah mencapai progres tahap pemasangan besi slof dan kolom. namun sayangnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tidak berjalan dengan baik.
K3 Konstruksi merupakan peraturan atau pedoman yang digunakan untuk mengedepankan kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja kepada para pekerja. Di area kerja konstruksi, tujuan utamanya adalah menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Nilai biaya K3 yang memenuhi syarat K3 yaitu 1.50%- 2.50% berdasarkan dalam standar ideal Komite Keselamatan Konstruksi Rakyat.
Pada Tanggal (03/07), awak media sudah pernah mengingatkan pihak pelaksana agar kiranya menerapkan K3, mngingat K3 merupakan keharusan untuk diterapkan, agar terhindar dari kecelakaan kerja. Mengingat K3 kontuksi sudah dianggarakan dan merupakan amanat peraturan dan perundang-undangan.
“iya pak, terimakasih sudah datang turut memantau, terkait Alat Pelindung Diri (APD), saat ini sedang dalam pengiriman pak, semua sudah kita pesankan, kalau siapa ahli K3, saya sendiri belum tau pak, siapa orangnya, nanti saya cek lagi dikontraknya, kalau konsultan pengawasnya hari ini nggak datang pak, mungkin besok pengawasya datang. Kalau gambarnya juga blum sampai, nanti kalau sudah ada gambarnya kami pasang atau kami tempelkan, besok sepertinya sampai di sini gambar yang bapak minta.“ tutur Ramadan yang mengaku sebagai pelaksana lapangan pada pekerjan tersebut sembari menujukkan ke arah dinding direksi keet tempat menempelkan gambar disain rancang banguna.
Kemudian belum berselang lama, pada tnggal (08/07), awak media kembali datangi loasi pekerjaan, namun untuk APD belum juga digunakan secara lengkap, hanya ada rompi dan helm dan saat itu petugas Ahli K3 juga tidak berada dilokasi pekerjaan. Saat itu awak media mnjumpai Redo selaku Konsultan pengawas. Saat ditanyai siapa ahli K3 pada pekerjaan tersebut, Redo pengawas juga mengatakan bahwa ia belum bertemu dengan petugas K3 selama dirinya mengawasi pekerjaan tersebut. Terkait safety boot dan APD lainnya, Redo mengatakan sedang dalam pengiriman.
“kalau safety boot atau sepatu safety kata pak ramadhan itu sedang dalam perjalanan pengiriman pak, kalau petugas K3 silahkan tanya langsung dengan pak Ramadhan karena saya belum liat, mungkin pak Ramdhan tau. Sekarang pak Ramadhan lagi keluar, saya di sini juga bekerja pak, saya juga nggak enak nekan pihak pelaksana untuk paksa pekerja harus pakai APD lengkap.” Ujar Redo saat dibincangi di diraksi keet.
Ragu akan anggaran K3 digunakan untuk APD secara maksimal, maka pada hari ini (16/07), awak media kembali memantau APD, namun sangat disayangkan, ternyata sudah dingatkan 2 kali, tetap saja para pekerja tidak menggunakan APD lengkap, sementara Ramadhan selaku pelaksana sudah bungkap dan tidak memberi jawaban apapun, mengenai APD masih belum kunjung dikirimkan, sehingga terpaksa para pekerja nyeker saat berkativitas di lokasi.
Kepada Konsultan Pengawas, awak media kembali menyarankan agar pihak pelaksana segera lengkapi APD. Seyogyanya awak media tidak ingin hanya karena adanya ulah oknum mencari keuntungan dengan cara curang tidak merealisasikan anggaran K3, sehingga mncidrai nama institusi penegak hukum, karena pada papan proyek tercatut kalimat bahwa “Pekrjaan ini didampingi oleh : Datun Kejaksaan Tinggi Bengkulu”.
Di lokasi, Redo Konsultan pengawas menjawab ”Ada benarnya juga yang bapak sampaikan, tentu Anggaran K3 itu ada pak, saya selaku konsultan pengawas sangat yakin bisa dimarahi APH kalau tidak segera merealisasikan anggaran K3, kalau pihak Datun tahu, pasti dimarahi, karena pada papan proyek tertulis diawasi Dtun Kejaksaan Tinggi. Nanti saya sampaikan lagi dengan pihak pelaksana, agar pihak pelaksana benar merealisasikan. Terkait gambar yang diminta, nanti silahkan langsung tanya ke pak Ramadhan saja, takutnya saya melampaui kewenangan saya.” Tutur Redo
pewarta : Predi F